Kemarin saya mendapati chat bejibun di grup
WhatsApp LPM Frekuensi yang sengaja kubiarkan menumpuk tidak kubuka. Tapi tadi
pagi aku mengendap-endap membaca satu persatu chat di grup itu yang diawali dengan chat Mas Paul perihal
ajakan mengadakan Writing Challenge (WC) dengan alasan agar tidak gabut saat
liburan. “Aku tertarik,” seketika aku membatin. Tapi setelah scroll ke bawah,
ternyata tema #WC pertama ini adalah ‘Mantan’ yang katanya terinspirasi dari kisah Mas Naja yang menghadiri acara pernikahan mantannya dengan status
jomlo. Sontak, pikiranku langsung mengarah ke “Mantan Pacar”. Lantas, apa yang
bisa kutulis dengan tema ini, pikirku. Aku menganggap bahwa cerita-cerita
menyoal "mantan pacar" adalah hal yang
sama sekali tidak menarik untuk di-share. Heuheu.
Namun, tidak ada salahnya jika aku join #WC kali ini dengan tema "mantan"
yang lain.
Menyoal mantan, aku jadi teringat fenomena
yang viral di media sosial terutama di instagram sekitar akhir tahun 2015
sampai pertengahan 2016 lalu. Tak
tanggung-tanggung, meme dengan ungkapan “Dear Mantan, maafkan aku yang dulu” menghiasi
timeline setiap kali ku membuka instagram dan hashtag #DearMantan berkibar
paling atas di media sosial Twitter.
Meme yang kala itu booming tak lepas dari
perbandingan bahwa sang mantan kini terlihat lebih baik bahkan lebih cakep
dibandingkan masa lalu saat masih pacaran. Selain netizen, banyak pula publik figur
bahkan pejabat pemerintahan seantero negeri ini yang turut meramaikannya.
Jujur saja, kalau menurutku tak ada yang
menarik dengan meme #DearMantan ini, selain dua kolase foto yang disandingkan
dengan menunjukkan penampilan masa lalu dan foto masa kini yang diklaim lebih
baik, kemudian diberi tulisan “Dear Mantan, Maafkan aku yang dulu”. Ya, mungkin
dengan begitu agar lebih dianggap kekinian dan bisa jadi sebuah hiburan bagi
yang menyukai meme-meme semacam itu.
Anyway, di negara kita tercinta, hal semacam ini
menjadi sumber inspirasi tersendiri bagi penyanyi dan pencipta lagu, sekaligus
aji mumpung memanfaatkan momen. Misal saja, fenomena game “Pokemon Go” yang
menginsiprasi terciptanya lagunya Faiha yang berjudul “Cari Pokemon”. Tak
ketinggalan ungkapan #DearMantan juga telah menginsiprasi setidaknya empat lagu
yang kutahu yakni Ikif Kawazhima – Mantan Maafin Aku yang Dulu, Ade Syifa –
Dear Mantan (Maafin Aku yang Dulu), iMeymey – Dear Mantan, dan Rinanda – Maaf untuk
Mantan.
Entah ini fenomena macam apa, atau bisa jadi
semacam ini adalah bentuk budaya latah dalam bereaksi dan berinteraksi di media
sosial, namun di sisi lain juga dapat dijadikan sebagai kritik diri kita ketika
melihat fenomena yang terjadi belakangan ini dan mengambil sikap untuk
memosisikan diri kita baiknya seperti apa.
Balik lagi membahas tentang ‘Mantan’, aku saat
menulis ini iseng memasukkan keyword “Dear
Mantan” di laman pencarian Google Play di ponselku. Dan aku baru tahu ternyata
ada game bertajuk “Dear Mantan” yang dibuat oleh Tinker Games, tim pengembang
game dari Kawasan Dago, Bandung. Wajar saja, jarang-jarang aku kepo soal game,
jadi meskipun game ini sudah lama rilis yakni Juli 2016, tetap saja aku tidak
tahu. Game ini bertujuan untuk mengikis kagalauan dan menyemangati mereka yang
putus cinta untuk tetap tegar menjalani hidup. Ceileh.. gini amat ya. Game
bergenre kasual ini mengajarkan bahwa putus cinta bukan akhir dari segalanya.
Kulansir dari tempo.co, dalam game ini pemain
berperan sebagai lelaki yang diputuskan kekasih karena dinilai tidak memiliki
karier yang bagus. Nah, tugas pemain adalah membuktikan bahwa anggapan itu
benar atau salah dalam kurun waktu 100 hari dalam permainan. Pemain diminta
melakukan beberapa pekerjaan dan meraih uang serta penghargaan sambil
memepertahankan nyawa tokoh dan mengatur tingkat cinta kepada mantannya dalam
permainan. Singkat cerita, di akhir babak pemain bisa melihat apakah cukup
pantas atau tidak untuk kembali ke mantan pacarnya.
Dari game ini, aku jadi teringat dengan
terinspirasinya tema “Mantan” dalam Writing Challenge perdana bersama
kawan-kawan LPM Frekuensi ini. Bisa jadi ini adalah solusi bagi Mas Naja
sebagai usaha melupakan sang mantan yang sudah bersuami itu. Aku mewanti-wanti aja
sih, agar Mas Naja tidak men-sleding dari belakang seperti halnya lagu NDX A.K.A - Bojo Ketikung itu. Kerena sadar si Doi sudah milik
orang lain. Haha. Atau tidak ada salahnya kalau mas Naja install dan nyoba main game “Dear
Mantan” ini saat waktu luang sembari berjuang menjalani hidup dan nantinya memiliki karier yang
bagus. Alih-alih jika Mas Naja punya Mantan (lagi) yang belum melepas masa
lajangnya, kan, siapa tahu dilirik dan berhasil mendapatkan (kembali) hati si
Dia. Heheu.
Satu kalimat untuk mengakhiri tulisan ini, “Ampun,
Senior!” :)