Selasa, 16 Januari 2018

, ,

Mantan



Kemarin saya mendapati chat bejibun di grup WhatsApp LPM Frekuensi yang sengaja kubiarkan menumpuk tidak kubuka. Tapi tadi pagi aku mengendap-endap membaca satu persatu chat di grup itu  yang diawali dengan chat Mas Paul perihal ajakan mengadakan Writing Challenge (WC) dengan alasan agar tidak gabut saat liburan. “Aku tertarik,” seketika aku membatin. Tapi setelah scroll ke bawah, ternyata tema #WC pertama ini adalah ‘Mantan’ yang katanya terinspirasi dari kisah Mas Naja yang menghadiri acara pernikahan mantannya dengan status jomlo. Sontak, pikiranku langsung mengarah ke “Mantan Pacar”. Lantas, apa yang bisa kutulis dengan tema ini, pikirku. Aku menganggap bahwa cerita-cerita menyoal "mantan pacar"  adalah hal yang sama sekali tidak menarik untuk di-share. Heuheu.

Namun, tidak ada salahnya jika aku join #WC kali ini dengan tema "mantan" yang lain.

Menyoal mantan, aku jadi teringat fenomena yang viral di media sosial terutama di instagram sekitar akhir tahun 2015 sampai pertengahan 2016 lalu.  Tak tanggung-tanggung, meme dengan ungkapan “Dear Mantan, maafkan aku yang dulu” menghiasi timeline setiap kali ku membuka instagram dan hashtag #DearMantan berkibar paling atas di media sosial Twitter.
Meme yang kala itu booming tak lepas dari perbandingan bahwa sang mantan kini terlihat lebih baik bahkan lebih cakep dibandingkan masa lalu saat masih pacaran. Selain netizen, banyak pula publik figur bahkan pejabat pemerintahan seantero negeri ini yang turut meramaikannya.

Jujur saja, kalau menurutku tak ada yang menarik dengan meme #DearMantan ini, selain dua kolase foto yang disandingkan dengan menunjukkan penampilan masa lalu dan foto masa kini yang diklaim lebih baik, kemudian diberi tulisan “Dear Mantan, Maafkan aku yang dulu”. Ya, mungkin dengan begitu agar lebih dianggap kekinian dan bisa jadi sebuah hiburan bagi yang menyukai meme-meme semacam itu.

Anyway, di negara kita tercinta, hal semacam ini menjadi sumber inspirasi tersendiri bagi penyanyi dan pencipta lagu, sekaligus aji mumpung memanfaatkan momen. Misal saja, fenomena game “Pokemon Go” yang menginsiprasi terciptanya lagunya Faiha yang berjudul “Cari Pokemon”. Tak ketinggalan ungkapan #DearMantan juga telah menginsiprasi setidaknya empat lagu yang kutahu yakni Ikif Kawazhima – Mantan Maafin Aku yang Dulu, Ade Syifa – Dear Mantan (Maafin Aku yang Dulu), iMeymey – Dear Mantan, dan Rinanda – Maaf untuk Mantan.

Entah ini fenomena macam apa, atau bisa jadi semacam ini adalah bentuk budaya latah dalam bereaksi dan berinteraksi di media sosial, namun di sisi lain juga dapat dijadikan sebagai kritik diri kita ketika melihat fenomena yang terjadi belakangan ini dan mengambil sikap untuk memosisikan diri kita baiknya seperti apa.

Balik lagi membahas tentang ‘Mantan’, aku saat menulis ini iseng memasukkan keyword “Dear Mantan” di laman pencarian Google Play di ponselku. Dan aku baru tahu ternyata ada game bertajuk “Dear Mantan” yang dibuat oleh Tinker Games, tim pengembang game dari Kawasan Dago, Bandung. Wajar saja, jarang-jarang aku kepo soal game, jadi meskipun game ini sudah lama rilis yakni Juli 2016, tetap saja aku tidak tahu. Game ini bertujuan untuk mengikis kagalauan dan menyemangati mereka yang putus cinta untuk tetap tegar menjalani hidup. Ceileh.. gini amat ya. Game bergenre kasual ini mengajarkan bahwa putus cinta bukan akhir dari segalanya.

Kulansir dari tempo.co, dalam game ini pemain berperan sebagai lelaki yang diputuskan kekasih karena dinilai tidak memiliki karier yang bagus. Nah, tugas pemain adalah membuktikan bahwa anggapan itu benar atau salah dalam kurun waktu 100 hari dalam permainan. Pemain diminta melakukan beberapa pekerjaan dan meraih uang serta penghargaan sambil memepertahankan nyawa tokoh dan mengatur tingkat cinta kepada mantannya dalam permainan. Singkat cerita, di akhir babak pemain bisa melihat apakah cukup pantas atau tidak untuk kembali ke mantan pacarnya.

Dari game ini, aku jadi teringat dengan terinspirasinya tema “Mantan” dalam Writing Challenge perdana bersama kawan-kawan LPM Frekuensi ini. Bisa jadi ini adalah solusi bagi Mas Naja sebagai usaha melupakan sang mantan yang sudah bersuami itu. Aku mewanti-wanti aja sih, agar Mas Naja tidak men-sleding dari belakang seperti halnya lagu NDX A.K.A - Bojo Ketikung itu. Kerena sadar si Doi sudah milik orang lain. Haha. Atau tidak ada salahnya kalau mas Naja install dan nyoba main game “Dear Mantan” ini saat waktu luang sembari berjuang menjalani hidup dan nantinya memiliki karier yang bagus. Alih-alih jika Mas Naja punya Mantan (lagi) yang belum melepas masa lajangnya, kan, siapa tahu dilirik dan berhasil mendapatkan (kembali) hati si Dia. Heheu.

Satu kalimat untuk mengakhiri tulisan ini, “Ampun, Senior!” :)
NJUT! Mantan